Advertisement
  • HOME
  • EKONOMI
  • PENDIDIKAN
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • BUDAYA
  • KESEHATAN
  • UMUM
Wednesday, 3 March 2021
  • HOME
  • EKONOMI
  • PENDIDIKAN
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • BUDAYA
  • KESEHATAN
  • UMUM
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Umum

Menko PMK Sebut Ada Tiga Tingkatan Kemiskinan di Indonesia

by Nanda
7 March 2020
in Umum
0
0
SHARES
26
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

CIREBON disinilah.id
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 memcatat saat ini ada 57 rumah tangga (keluarga), dari jumlah itu ada 9,4 persen diantaranya atau 4,8 juta berada dalam kondisi miskin dan sangat miskin (kemiskinan ekstrim).

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Efendi saat berada di Universiras Muhamadiyah Cirebon (UMC), Sabtu (7/3/2020).

BacaJuga

Ditengah Keterbatasan Anggaran, Kiprah Kemanusiaan YANU Ringankan Beban Pemkot dan Pemkab Cirebon

Warsono Pernah Menikah dengan Ketua KPAID Kab. Cirebon, Cerai Karena Persoalan Ekonomi

Tekan penyebaran COVID-19, Satlantas Polres Cirebon Kota Gelar Polantas Tangguh dan Rapid Test Antigen Secara Random.

Menurut Muhajir ini merupakan pekerjaan yabg harus dituntaskan untuk menekannya agar jumlah keluarga ini tidak semakin bertambah. Tidak hanya kewajiban pemerintah (pusat) tapi juga pemerintah daerah.

“Caranya tentu saja dengan sejumlah program diantaranya dengan pemberian modal UMKM dan sebagainya,. Itulah cara yang bisa dilakukan agar kemiskinan bisa tertata,” kata Muhajir.

Mantan Rektor Universitas Malang ini menyebut, ada tiga kategori miskin yakni miskin struktul, miskin parsial dan miskin kuktural. “Tentu saja dengan sebab akibatnya,” tegasnya.

Miskin struktural misalnya, tingkatan kemiskinan ini misalnya lebih disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah maupun peraturan-peraturan daerah yang menguntungkan pihak yang bukan orang miskin. Sehingga membikin orang miskin semakin miskin.

Kenapa itu bisa terjadi, sambung Muhajir, karena wakil-wakil rakyatnya bukan dari orang miskin sehingga tidak sensitif pada kemiskinan, yang jadi ukuran kepentingan dirinya saja.

“Sedangkan kemuskinan sparsial terjadi karena berada di kantong kemiskinan yang ketiadaan akses ekonomi. Karena itu pak presiden membangun infrastruktur besar-besaran, agar terbuka akses ekonomi, akses UMKM.,” tegasnya.

Dan selanjutnya kemiskinan kultural, kemiskinan ini akibat budaya. Karena banyak masyarakat indonesia yang senang jadi orang miskin. Tapi untuk memotong mata rantai kemiskinan kultural ini kata Muhajir, sebenarnya bisa dilakukan diantaranya dengan memunculkan kepedulian para orang-orang kaya untuk menyantuni orang miskin.(dms)

Previous Post

Dongkrak Dunia Pendidikan di Jawa Barat, YANU Bangun Sekolah Internasional di Kota Cirebon

Next Post

Pangkas Birokrasi Besuk Tahanan, Rutan Cirebon Bakal Luncurkan “Siteman RCB”

Next Post

Pangkas Birokrasi Besuk Tahanan, Rutan Cirebon Bakal Luncurkan "Siteman RCB"

Extrabed.id
Extrabed.id

BERITA POPULER

  • Hadir di Grage Mall Cirebon, Restoran Khas Thailand Raa Cha Suki & BBQ Konsep Makan ala Raja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terpilih Jadi Ketua DPC Hanura Kabupaten Cirebon, Tugas Besar Menanti Tong Eng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tekan Penyalahgunaan Narkoba dan Bangun Kepercayaan Terhadap Polisi, Polres Cirebon Kota Luncurkan “Sambang Kring”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gubernur Jabar Minta Rektor Unswagati Membuat Kajian Pariwisata Kota Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gelar Ops Simpatik Bersama Polres Cirebon Kota, Denpom Lanal Cirebon Bagi-Bagi Helm Gratis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

© 2020 - disinilah.id

No Result
View All Result
  • HOME
  • EKONOMI
  • PENDIDIKAN
  • KRIMINAL
  • POLITIK
  • BUDAYA
  • KESEHATAN
  • UMUM

© 2020 - disinilah.id