Tulungagung, Jawa Timur – Tantangan gizi masih menjadi pekerjaan rumah penting bagi masyarakat Tulungagung. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah berharap dapat membawa perubahan signifikan terhadap kualitas gizi masyarakat, terutama kelompok rentan. Pesan ini ditegaskan dalam kegiatan sosialisasi MBG yang digelar di Alba Garden Ballroom Tulungagung, Jumat (14/11).
Acara tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Jairi Irawan, Koordinator Wilayah Tulungagung Sabrina Mahardika, hingga praktisi gizi Muchamat Amarodin. Sosialisasi ini bertujuan memperkuat pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi seluruh kelompok sasaran, mulai dari ibu hamil, balita, hingga peserta didik.
Dalam sambutannya, Jairi Irawan menegaskan bahwa MBG merupakan salah satu program nasional strategis yang berperan besar dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Program MBG adalah investasi terbesar bangsa dalam mempersiapkan masa depan. Tantangan gizi kita masih tinggi—mulai dari stunting yang stagnan, anemia, masalah gizi ganda, hingga ketimpangan akses pangan. Karena itu, intervensi gizi harus dilakukan secara sistematis dan tepat sasaran,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan asupan gizi kelompok sasaran, tetapi juga memperkuat literasi gizi agar pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung optimal.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Tulungagung Sabrina Mahardika memaparkan milestone pelaksanaan MBG di daerah serta urgensi pemahaman publik terhadap latar belakang program.
“MBG hadir karena tantangan gizi kita masih tinggi. Sasarannya sangat luas, mulai dari siswa TK sampai SMA/SMK, santri pesantren, hingga ibu hamil, menyusui, dan balita. Ketika gizi terpenuhi, yang meningkat bukan hanya kesehatan, tetapi juga kualitas pendidikan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Sabrina juga menekankan empat standar utama dalam pelaksanaan program MBG, yaitu kecukupan kalori, komposisi gizi seimbang, standar higienitas, serta keamanan pangan.
Pada kesempatan yang sama, praktisi gizi Muchamat Amarodin memberikan perspektif lebih luas mengenai urgensi program ini dalam pembangunan nasional.
“Gizi adalah fondasi kualitas sumber daya manusia. Anak yang mendapat asupan gizi baik akan memiliki kemampuan belajar dan berpikir yang lebih optimal. Dampaknya langsung pada kemajuan bangsa,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Badan Gizi Nasional berperan sebagai tulang punggung dalam membangun generasi emas dengan dukungan ekosistem dan teknologi yang memastikan implementasi dan penganggaran program berjalan efektif.
Program MBG bukan hanya sebatas penyediaan makanan, tetapi merupakan langkah strategis nasional untuk memperbaiki kualitas hidup, menghapus kemiskinan gizi, dan membentuk generasi Indonesia yang sehat, cerdas, serta produktif.**



