Anton Octavianto pengamat penerbangan
CIREBON,- Musibah dunia penerbangan Indonesia menyusul jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang pada Senin (29/10) kemarin, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk lebih ketat lagi memberikan ijin kepada setiap maskapai, sehingga kenyamanan dan keamanan penumpang menjadi sebuah prioritas yang utama.
“Siapa pun berharap, bahwa musibah yang menimpa Lion Air biarlah menjadi kejadian atau betita duka yang terakhir,” kata Anton Octavianto, Pengamat Penerbangan yang juga Dosen Ilmu Transportasi Udara Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC).
Diungkapkan Anton, semua pihak khususnya dunia penerbangan jelas mengharapkan zero accident, tapi lagi-lagi tidak satu pun yang bisa mengelak atau menolak takdir, meski seberapa besar atau canggihnya sebuah teknologi. “Termasuk kecanggihan di Lion Air JT 610 yang merupakan produk terbaru Boeing 737 MAX 8,” tuturnya.
Banyak spekulasi yang muncul mengenai penyebab jatuhnya pesawat Lion Air, namun kepastian itu baru bisa terjawab setelah black box (kotak hitam) pesawat ditemukan. “Ini sudah masuk ranah Komite Nasional Keselamata Transportasi (KNKT), biarlah KNKT yang melakukan penyelidikan atas kejadian itu,” tegas Anton.
Dan musibah itu, sambung Anton, jelas menjadi catatan bagi pemerintah sebagai regulator untuk lebih ketat dan lebih selektif lagi dalam memberikan perijinan, tujuannya satu yakni adanya jaminan akan keamanan dan kenyamanan masyarakat penguna jasa.***