CIREBON disinilah.id
Kejuaraan bulutangkis Walikota Cup Open 2019 yang sudah menjadi agenda nasional, ke depannya diharapkan bisa ditingkatkan menjadi ajang pertandingan resmi internasional. Pasalnya atlit yang terlibat dalam kejuaraan ini juga datang dari berbagai negara. Hal lainnya tentu saja saja sebagai spirit dan ajang pembuktian para klub untuk lebih gencar melakukan pembinaan.
Harapan itu disampaikan Sekretaris Daerah yang sekaligus Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Cirebon, Drs. H. Asep Dedi, MSi menutup kejuaraan Walikota Cup Open 2019 di GOR Bima Cirebon, Sabtu (23/3/2019).
Dikatakan Dedi, kegiatan yang berlangsung beberapa hari itu berjalan sukses Bukan saja sukses dari segi peserta hingga mencapai 1127 orang, kejuaraan Wali Kota Cup sudah menjadi referensi PBSI dan kejuaraan nasional.
“Kejuaraan ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitas maupun jumlah pesertanya. Kami sedang menimbang untuk meningkatkan grade lagi ke taraf internasional minimal Badminton Challenge Junior,” katanya.
Dedi menambahkan keinginan ini tidaklah muluk karena secara kualitas dan kuantitas Wali Kota Cup 2019 sudah banyak diikuti atlet nasional bahkan internasional.
Tercatat pada pertandingan kali ini sebanyak 7 peserta dari luar negeri ikut bertanding. Peserta dari luar negeri diantaranya berasal dari India sebanyak 4 atlet, Jepang sebanyak 1 atlet, Korea sebanyak 1 atlet dan Sri Lanka sebanyak 1 atlet.
“Saya kira Cirebon sudah mumpuni menggarap even tingkat internasional. Kita didukung fasilitas lapangan, hotel yang ada dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB),” kata Dedi.
Kehadiran para atlet, lanjut Dedi menjadi dukungan bagi perkembangan pariwisata di Kota Cirebon. Peserta yang datang tentunya akan menjadi duta wisata sehingga menarik saudaranya untuk datang ke Kota Cirebon.
Sekretaris Umum PBSI Jabar, Prof. Herman Subarjah, MSi mengatakan rasa gembira Kota Cirebon sukses menggelar kejuaraan swasta nasional yang pertama. Loncatan bagus terjadi setelah tiga kali melaksanakan kegiatan bersifat regional sekarang sudah masuk kategori nasional.
“Even ini sudah menjadi agenda tetap PBSI pusat sehingga diikuti klub besar di Indonesia bahkan luar negeri. Kami harapkan akan muncul atlet nasional dan internasional sekitar 5-8 tahun lagi dari ajang ini,” ujar Herman.***