TASIKMALAYA disinilah.id
Wakaf tidak identik dengan kuburan, tapi sebaliknya dengan kondisi kekinian wakaf bisa menjadi sarana tepat guna menciptakan kemandiran ekonomi masyarakat.
Demikian diungkapkan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin disela-sela lounching Lumbung Ternak Wakaf (LTW) di Desa Cintabodas Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (11/12/2019).
“Karena modal terbesar umat Islam dalam memberdayakan dirinya adalah wakaf,” tegasnya.
Ahyudin memberikan contoh keberlangsungan LTW di Desa Cintabodas. Disana kurang dari tujuh tahun berjalan, jumlah ternak yang dikelola LTW sudah mencapai 5 ribu ekor. Padahal pada awalnya hanya 5 ekor saja. Kondisi itu jelas menunjukan sebuah peningkatan yang signifikan yang dampak positifnya dapat dirasakan masyarakat banyak.
Ahyudin pun mengungkapkan dengan spirit yang tinggi untuk membangun ekonomi itu, dia pun menargetkan kurang dari 5 tahun ke depan jumlah ternak di LTW Cibtabodas ini bisa mrncapai 25 ribu ekor. “Insyah Allah bisa tercapai,” katanya.
Pada bagian lain kaitan dengan pemberdayaan kemandirian ekonomi, Ahyudin pun menjelaskan tentang kotoran ternaknya. Menurutnya, pengelolaan hewan ternak secara masif (minimal 10 ekor sapi) itu bisa menghidupi lahan pertanian masyarakat yang ada di sekitarnya. Sebab, sambung Ahyudin, untuk 10 ribu ekor ternak dalam satu tahunnya bisa menghasilakan kotoran 1800 ton pertahun.
“Kotoran ternak ini bisa berfungsi menjadi pupuk untuk lahan pertanian yang produktif. Jika ini berjalan, bayangkan sudah berapa banyak pertanian masyarakat terselematkan pertumbuhannya. Dan jika pertanian bisa tumbuh secara baik maka akan berdampak positif terhadap penghasilan para petaninya,” tandasnya.
Intinya tegas Ahyudin, tidaklah sukses lumbung wakaf itu jika tidak menyebabkan pertanian yang ada disana menjadi bangkit, bangkit secara ekonomi.(dms)***